TENGGARONG – Warga Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, masih menanti kejelasan kelanjutan proyek pembangunan Jembatan Sebulu, yang pengerjaannya sempat dimulai pada pertengahan 2024 namun kini terhenti.
Harapan agar proyek strategis ini segera dilanjutkan kembali menguat, terutama setelah kunjungan Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) DPRD Kukar ke lokasi belum lama ini.
“Besar harapan masyarakat Kecamatan Sebulu ya itu segera dilanjutkan (pengerjaannya),” ujar Camat Sebulu, Edy Fahruddin.
Jembatan yang dibangun di Desa Sebulu Modern ini tak hanya dinilai penting sebagai penghubung antarwilayah—yaitu Kecamatan Tenggarong, Muara Kaman, dan bahkan Kabupaten Kutai Timur (Kutim)—namun juga dianggap krusial bagi percepatan pertumbuhan ekonomi lokal, termasuk sektor usaha, pendidikan, hingga layanan kesehatan.
Dalam kunjungan tersebut, pansus juga memberikan pembaruan teknis. Salah satunya adalah penyesuaian desain pondasi jembatan yang rencananya akan ditinggikan dari semula 20 meter menjadi 22 meter di atas permukaan tertinggi Sungai Mahakam.
Penyesuaian ini dilakukan demi menjamin keselamatan lalu lintas sungai, terutama bagi kapal-kapal yang melintas di bawah jembatan.
“Jembatan ini jelas akan mendorong perkembangan Sebulu, apalagi akan jadi perlintasan dari beberapa daerah. Informasinya akan ditinggikan pondasinya menjadi 22 meter,” pungkasnya.