Sinarkaltim.id, KUTAI KARTANEGARA – Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan geliat positif.
Ribuan pelaku usaha yang tersebar di berbagai kecamatan kini menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi daerah, menggantikan ketergantungan pada sektor ekstraktif.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kukar, Fathul Alamin, mengajak seluruh pelaku UMKM untuk terus meningkatkan kualitas dan inovasi produk agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
“Harapannya teman-teman UMKM tetap giat berusaha, berinovasi terhadap produknya, dan mengembangkan kualitasnya,” ungkap Fathul.
Ia menegaskan, masa depan ekonomi Kukar tidak lagi bertumpu pada batu bara dan migas, melainkan pada kekuatan produk lokal yang dihasilkan UMKM.
Karena itu, pihaknya mendorong pelaku usaha untuk aktif memanfaatkan berbagai fasilitas pembinaan dan pengembangan dari pemerintah.
“Sejak 2021 lalu, pelaku UMKM yang ada di Kukar itu baru di angka 21 ribu. Terakhir per Desember 2024 sudah mencapai 59.236. Pertumbuhan ini hasil program pelatihan kita, program pembinaan, termasuk pemberian bantuan,” jelasnya.
Pertumbuhan signifikan itu, menurut Fathul, merupakan buah dari sinergi berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) melalui program pelatihan, fasilitasi legalitas, sertifikasi halal gratis, dan bantuan permodalan.
“Kita pendataan itu tidak hanya melalui pendataan konvensional, tapi juga melalui pelatihan, fasilitasi legalitas gratis, sertifikasi halal gratis, dan pemberian bantuan,” sambungnya.
Data terbaru Diskop-UKM Kukar mencatat, hingga akhir 2024 jumlah pelaku UMKM di Kukar telah mencapai 59.236.
Jumlah ini mencerminkan peningkatan yang signifikan dibandingkan lima tahun sebelumnya dan menjadi indikator keberhasilan kolaborasi lintas sektor dalam mendorong ekonomi kerakyatan.
“Ini akan berdampak langsung pada peningkatan ekonomi pribadi dan daerah,” tukasnya.
