Sinarkaltim.id, KUTAI KARTANEGARA – Upaya membangun ekonomi masyarakat melalui program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kutai Kartanegara masih menghadapi sejumlah hambatan di lapangan.
Sejumlah warga yang menjadi peserta pelatihan mengaku kesulitan saat mulai menjalankan usaha, meski telah mendapatkan pendampingan dan akses kredit.
Meski telah difasilitasi Kredit Kukar Idaman (KKI), tidak semua peserta mampu mengelola pinjaman secara optimal. Persaingan pasar yang ketat juga menambah tekanan, terlebih bagi mereka yang baru merintis usaha.
Tantangan lain muncul dalam hal literasi digital. Banyak peserta belum memahami cara memanfaatkan platform daring untuk pemasaran produk, padahal arah program sudah mendorong ke transformasi digital. Minimnya pengetahuan teknologi membuat sebagian dari mereka tertinggal.
Menanggapi situasi ini, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan UMKM, Fathul Alamin, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap efektivitas program. Ia mengakui, keberhasilan program tidak bisa dicapai secara instan.
“Kami memahami bahwa proses ini tidak instan. Karena itu, evaluasi terus dilakukan agar program benar-benar efektif dan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat yang mengikuti,” jelasnya.
DiskopUKM Kukar pun berencana melakukan penyesuaian pendekatan pelatihan. Tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga meningkatkan literasi keuangan dan strategi pemasaran agar UMKM dapat bersaing secara berkelanjutan.
“Meski penuh tantangan, program ini tetap menjadi salah satu harapan bagi masyarakat miskin di Kukar untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui usaha mandiri. Namun, efektivitasnya akan sangat bergantung pada strategi berkelanjutan yang diterapkan pemerintah daerah,” pungkasnya.