KUTAI KARTANEGARA – Harga cabai menjadi salah satu faktor utama penyumbang inflasi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Berdasarkan evaluasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), komoditas ini memiliki pengaruh signifikan terhadap lonjakan harga di pasaran.
“Hasil evaluasi TPID, ternyata di antara komoditas yang paling berpengaruh signifikan terhadap inflasi adalah cabai,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono.
Fenomena ini tidak terlepas dari pasokan cabai yang sering kali fluktuatif, terutama saat musim hujan atau kondisi cuaca ekstrem yang dapat menghambat produksi.
Selain itu, tingginya permintaan saat Ramadan dan menjelang Idulfitri turut menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga cabai di pasar.
Untuk mengatasi hal ini, Pemkab Kukar telah menginstruksikan komunitas tani yang tersebar di berbagai kecamatan untuk meningkatkan produksi cabai.
Langkah ini diharapkan dapat menekan lonjakan harga dan menjaga ketersediaan pasokan di pasar.
“Melalui komunitas tani yang tersebar di kecamatan, kita memerintahkan mereka untuk menanam cabai dan semoga bisa terjaga,” ujarnya.
Upaya ini merupakan bagian dari strategi TPID untuk mengendalikan inflasi daerah dengan memastikan ketersediaan bahan pangan yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.
“Kami berharap langkah ini dapat menjaga stabilitas harga cabai dalam jangka panjang serta memberikan manfaat ekonomi bagi petani lokal,” pungkasnya.