KUTAI KARTANEGARA – Keberadaan Bank Sampah Asri di Bukit Biru, Kutai Kartanegara (Kukar), kini menjadi harapan baru untuk mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dengan sistem pemilahan yang baik, hanya residu yang benar-benar tak bisa diolah yang akan dikirim ke TPA Bekotok, sehingga usia operasionalnya dapat diperpanjang.
“Kami ingin mendorong agar ke depan, tidak hanya Bukit Biru yang memiliki bank sampah, tetapi juga desa-desa lain dan sekolah-sekolah. Selain mengurangi volume sampah, pengelolaan sampah yang bernilai jual ini juga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar, Slamet Hadiraharjo Rabu (7/5/2025).
DLHK Kukar memfasilitasi kebutuhan teknis bank sampah melalui Program Dedikasi dari pemerintah pusat.
Bantuan berupa tempat pengelolaan, alat pemilah, alat pres, dan kendaraan angkut dinilai sangat mendukung perluasan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Slamet menyebut, hingga 2024, sudah ada dua titik bank sampah yang direalisasikan, yakni di Maluhu dan Bukit Biru.
Namun untuk 2025, pihaknya masih melakukan penyesuaian akibat kendala teknis dalam penganggaran.
“Ada beberapa kegiatan yang belum bisa ter-cover karena kesalahan pencantuman nomor rekening dan SPD. Tapi kami optimis di perubahan anggaran nanti, permasalahan ini bisa diperbaiki sehingga program tetap dapat dilanjutkan,” jelasnya.
Menurut Slamet, pembangunan Bank Sampah Asri menjadi bukti nyata kepedulian pimpinan daerah dalam mengatasi persoalan sampah yang semakin kompleks.
“Ini menunjukkan komitmen pimpinan daerah dalam meminimalkan jumlah sampah yang masuk ke TPA,” pungkasnya.