TENGGARONG — Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperluas cakupan ketahanan pangan, tak hanya di sektor hortikultura dan unggas, tetapi juga dalam pemenuhan daging sapi lokal.
Meski telah mencapai swasembada ayam dan telur, kebutuhan daging sapi masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Muhammad Taufik menegaskan bahwa upaya peningkatan populasi ternak sapi menjadi prioritas dinas sejak 2024 hingga 2025, dengan dukungan anggaran yang telah disiapkan.
“Strategi kami melalui program dinas maupun aspirasi dewan, diarahkan untuk meningkatkan populasi ternak sapi. Itu kami mulai dari tahun 2024 hingga 2025,” ungkap Taufik.
Selama ini, pasokan daging sapi Kukar masih didatangkan dari sejumlah daerah seperti Bali, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Pemerintah setempat terus berupaya mengurangi ketergantungan ini dengan memperkuat basis produksi lokal.
Namun, tantangan besar masih membayangi, termasuk potensi penyebaran penyakit hewan yang dapat menghambat pertumbuhan populasi ternak.
“Masih cukup jauh untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam daerah. Berbeda dengan telur, kita sudah swasembada,” katanya.
Selain sektor peternakan, penguatan juga dilakukan di bidang hortikultura. Taufik menyebut hampir seluruh kecamatan di Kukar memiliki potensi besar dalam produksi sayur-mayur seperti cabai, tomat, dan timun.
“Sentra-sentra produksi seperti Kecamatan Tenggarong Seberang, Samboja, Tenggarong, Kota Bangun, dan Sebulu sudah mampu memasok kebutuhan Kalimantan Timur,” tutupnya.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemkab Kukar dalam memperkuat kemandirian pangan daerah dan mendukung pemenuhan kebutuhan pangan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).