Generasi Muda Jadi Target Utama, Disdikbud Kukar Digitalisasi Informasi Cagar Budaya

sinarkaltim.id

Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin di Kota Tenggarong (foto: Wikipedia)
Masjid Jami Aji Amir Hasanuddin di Kota Tenggarong (foto: Wikipedia)

TENGGARONG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memfokuskan upaya pelestarian budaya kepada generasi muda melalui pendekatan berbasis teknologi.

Salah satu langkah konkret yang tengah dipersiapkan adalah Program Digitalisasi Inovasi Cagar Budaya, yang dirancang agar situs-situs bersejarah di Kukar dapat diakses secara digital.

Staf Bidang Budaya Disdikbud Kukar, M Saidar, mengatakan bahwa digitalisasi ini bertujuan mendekatkan anak muda pada sejarah lokal dengan cara yang lebih kekinian dan mudah diakses.

Baca Juga  Pemkab Kukar Dukung Industri Kopi Lewat Program Klinik Wirausaha Pemuda

“Selama ini data cagar budaya yang kita miliki hanya sebatas nama, koordinat, dan foto. Ke depan, informasi itu akan kami lengkapi dan sajikan lebih menarik secara digital,” jelas Saidar.

Program ini rencananya mulai berjalan pada tahun 2026 dan akan menyajikan informasi cagar budaya mulai dari narasi cerita, lokasi, hingga dokumentasi visual.

Baca Juga  Dispora Kukar Ajak Pemuda Kreatif Bidang Grafika Unjuk Gigi di Anugerah Inspirasi Pemuda 2025

Ia menyebut, sistem ini merupakan pengembangan dari sistem barcode yang sebelumnya telah diuji coba namun dinilai masih belum maksimal dalam menyampaikan nilai sejarah kepada publik.

Selain platform digital, Disdikbud Kukar juga tengah menyusun buku cagar budaya dalam dua versi, cetak dan digital, sebagai materi pelengkap pembelajaran sejarah lokal di sekolah-sekolah.

Baca Juga  Pengurus BAPOPSI dan NPCI Kukar Dilantik, Siap Genjot Pembinaan Atlet Pelajar dan Disabilitas Jelang POPDA

“Program ini masih dalam tahap persiapan. Kami akan rilis setelah semuanya matang,” ujarnya.

Saidar menegaskan bahwa literasi budaya harus bergerak seiring perkembangan zaman agar bisa menjangkau generasi muda.

“Pelestarian budaya harus mengikuti perkembangan zaman. Kalau ingin anak muda peduli sejarah, maka kita harus masuk ke dunia mereka, yaitu dunia digital,” tutupnya.

تحميل...

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar